Page 126 - 3 Menit Membuat Anak Keranjingan Belajar - Reza Rifanto
P. 126
"MXBZT 'VO BOE )BQQZ
6.1. Menciptakan Asosiasi yang Positif
Pernahkah Anda mengalami kejadian saat ibu guru memberikan
ulangan mendadak?.... “Ya anak-anak, hari ini kita ada ulangan mendadak.”
Spontan satu kelas berteriak, “APAAAA??!! Lho Bu, ‘kan belum siap!!
...PLEASE!! Minggu depan aja Bu!!” seru anak-anak. “TIDAK BISA!”
sahut ibu guru tersebut. Melihat unjuk rasa tidak membuahkan hasil,
maka beberapa anak ada yang pasrah, ada yang mengambil posisi berdoa,
ada yang mulai mengedip-ngedipkan matanya kepada temannya dengan
harapan temannya akan membantu memberikan jawaban, ada juga yang
pasang strategi membuat contekan, dan lain sebagainya.
para siswa merasa lega. pustaka-indo.blogspot.com
Melihat anak-anak yang cemas, ibu guru tersebut bertanya, “Lho kok
sudah pada bingung? Kan belum tahu soalnya?” tanya ibu guru tersebut.
“Nanti kan begini Ibu…” mulailah berbagai alasan dikeluarkan oleh para
siswa berharap tidak jadi ulangan. “Lho ulangannya itu boleh buka buku,
tinggal dicari jawabannya di buku, semua sudah ada di buku lho,” kata ibu
guru tersebut. Serentak para siswa berpaduan suara lagi “OOoooo…..”
Dari cerita tersebut, fenomena apa yang terjadi? Pada saat para siswa
mendengar kata “ulangan” secara otomatis mereka langsung bereaksi
seperti cemas, takut, dan bingung terlebih dahulu sebelum mengetahui
bagaimana dan seperti apa soal-soal ulangan itu nantinya. Bagaimana hal
tersebut bisa terjadi?
Seorang peneliti dari Rusia yang bernama Pavlov. ia mengemukakan
teori belajar berdasarkan eksperimennya terhadap anjing. Pada mulanya
Pavlov bermaksud meneliti proses salivasi (refleks keluarnya air liur).
Secara tidak sengaja, ia menemukan bahwa ternyata salivasi tidak saja
terjadi pada daging yang hendak diberikan kepada anjing, tetapi juga
3 menit.indd 114 3/11/2010 2:18:33 PM