Page 3 - TAN MALAKA- Bapak Republik Yang Di Lupakan
P. 3

A
                                        H
                                        H
                                  M
                                  M
                                     A
                                           I


                                               D
                                           I
                                            R
                                            R
                       Y
                       Y
                         A
                   A


                         A
                               G


                            N
                            N
                               G
                                                                 V
                                                                    O
                                                                    O
                                                               E
                                                               E
                                                                 V
                                                                       L
                                                                            S
                                                                            S
                                                                              I
                                                                       L
                                                                         U
                                                                         U
                                                    L
                                                    L
                                                       A
                                               D
                                                  A
                                                  A
                                                       A

                                                             R
                                                             R
                                                         M
                                                         M

                   A
               D D
               DIA YANG MAHIR DALAM REVOLUSI
               DIA YANG MAHIR DALAM REVOLUSII
                  I
                  I
               11 AGUSTUS 2008

               ORDE  Baru  telah  melabur  hitam  peran  sejarahnya.  Tapi,  harus  diakui,  di
               mata sebagian anak muda, Tan mempunyai daya tarik yang tak tertahankan.
               Sewaktu  Soeharto  berkuasa,  menggali  pemikiran  serta  langkah-langkah
               politik  Tan  sama  seperti  membaca  novel-novel  Pramoedya  Ananta  Toer.
               Buku-bukunya  disebarluaskan  lewat  jaringan  klandestin.  Diskusi  yang
               membahas  alam  pikirannya  dilangsungkan  secara  berbisik.  Meski  dalam
               perjalanan  hidupnya  Tan  akhirnya  berseberangan  dengan  Partai  Komunis
               Indonesia  (PKI),  sosoknya  sering  kali  dihubungkan  dengan  PKI:  musuh
               abadi Orde Baru.

               Perlakuan  serupa  menimpa  Tan  di  masa  Soekarno  berkuasa.  Soekarno,
               melalui  kabinet  Sjahrir,  memenjarakan  Tan  selama  dua  setengah  tahun,
               tanpa  pengadilan.  Perseteruannya  dengan  para  pemimpin  pucuk  PKI
               membuat ia terlempar dari lingkaran kekuasaan. Ketika PKI akrab dengan
               kekuasaan,  Bung  Karno  memilih  Musso-orang  yang  telah  bersumpah
               menggantung  Tan  karena  pertikaian  internal  partai-ketimbang  Tan.
               Sedangkan  D.N.  Aidit  memburu  testamen  politik  Soekarno  kepada  Tan.
               Surat wasiat itu berisi penyerahan kekuasaan kepemimpinan kepada empat
               nama-salah satunya Tan-apabila Soekarno dan Hatta mati atau ditangkap.
               Akhirnya  Soekarno  sendiri  membakar  testamen  tersebut.  Testamen  itu
               berbunyi: "...jika saya tiada berdaya lagi, maka saya akan menyerahkan
               pimpinan  revolusi  kepada  seorang  yang  telah  mahir  dalam  gerakan
               revolusioner, Tan Malaka."

               Politik  memang  kemudian  menenggelamkannya.  Di  Bukittinggi,  di
               kampung halamannya, nama Tan cuma didengar sayup-sayup. Ketika Harry
               Albert  Poeze,  sejarawan  Belanda  yang  meneliti  Tan  sejak  36  tahun  lalu,
               mendatangi Sekolah Menengah Atas 2 Bukittinggi, Februari lalu, guru-guru
               sekolah  itu  terkejut.  Sebagian  guru  tak  tahu  Tan  pernah  mengenyam
               pendidikan di sekolah yang dulu bernama Kweekschool (sekolah guru) itu
               pada 1907-1913. Sebagian lain justru tahu dari murid yang rajin berselancar
               di Internet. Mereka masih tak yakin, sampai kemudian Poeze datang. Poeze
               pun  menemukan  prasasti  Engku  Nawawi  Sutan  Makmur,  guru  Tan,
               tersembunyi di balik lemari sekolah.

               Di  sepanjang  hidupnya,  Tan  telah  menempuh  pelbagai  royan:  dari  masa
               akhir Perang Dunia I, revolusi Bolsyewik, hingga Perang Dunia II. Di kancah
               perjuangan kemerdekaan Indonesia, lelaki kelahiran Pandan Gadang, Suliki,
               Sumatera Barat, 2 Juni 1897 ini merupakan tokoh pertama yang menggagas
               secara  tertulis  konsep  Republik  Indonesia.  Ia  menulis  Naar  de  Republiek
               Indonesia  (Menuju  Republik  Indonesia)  pada  1925,  jauh  lebih  dulu
               dibanding  Mohammad  Hatta,  yang  menulis  Indonesia  Vrije  (Indonesia
               Merdeka) sebagai pleidoi di depan pengadilan Belanda di Den Haag (1928),
               dan Bung Karno, yang menulis Menuju Indonesia Merdeka (1933).
                                                    1
   1   2   3   4   5   6   7   8