Page 96 - TAN MALAKA- Bapak Republik Yang Di Lupakan
P. 96

S
                                 h
                                a
                                a
                                 h
                                     n
                                      t
                                       t
                                     n
                                   S
                                    i
                                    i
                              u
                         :


                         :
                      o
                       g
                       g
                             b
                             b
                              u
                           e
                          S
                          S
                           e
                                                 n
                                                  t
                                                  t
                                                 n
                                               r
                                                a
                                                a
                                                      a
                                                      a
                                                       n
                                                    u
                                                   a
                                                   a
                                                    u
                                               r
                                         i
                                         i
                                          s
                                         s
                                       e
                                       e
                                        s
                                            P
                                             e
                                              e
                                            P
                                          s


                  a
                  a
                   d
               Madilog: Sebuah Sintesis Perantauan
               M M
               Madilog: Sebuah Sintesis Perantauann
                     l
                     l
                      o
                   d
                     i
                     i


               Rizal Adhitya Hidayat
               Bekerja di Universitas Indonusa Esa Unggul

               SAMPAI  kematiannya  yang  tragis  sebagai  tumbal  revolusi,  lebih  dari  20
               tahun  hidup  Tan  Malaka  dihabiskan  untuk  merantau  di  negeri  lain.  Dari
               agen  Komintern  untuk  Asia  di  Kanton  sampai  menjadi  free  agent  bagi
               dirinya sendiri. Dari seorang pedagog tulen dengan jaminan finansial hingga
               hidup  merdeka  seratus  persen.  Dan  Madilog,  buku  yang  ditulisnya  dalam
               persembunyian  dari  Kempetai,  polisi  rahasia  Jepang  (1943),  adalah
               warisannya yang paling otentik.

               Tan  menginginkan  Madilog-singkatan  dari  Materialisme,  Dialektika,  dan
               Logika-sebagai  panduan  cara  berpikir  yang  realistis,  pragmatis,  dan
               fleksibel. Inilah warisan perantauannya yang berasal dari pemikiran Barat
               untuk  mengikis  nilai-nilai  feodalisme,  mental  budak,  dan  kultus  takhayul
               yang, menurut dia, diidap rakyat Indonesia. Mengapa? Sebab, Tan berpikir,
               mulai periode Yunnan sampai imperialisme Jepang, bangsa Indonesia tidak
               mempunyai  riwayat  kesejarahan  sendiri  selain  perbudakan.  Tak
               mengherankan bila budaya bangsa ini berubah menjadi pasif dan menafikan
               sama sekali penggunaan asas eksplorasi logika sains.

               Madilog  adalah  solusinya.  Inilah  sebuah  presentasi  ilmiah  melalui
               serangkaian  proses  berpikir  dan  bertindak  secara  materialistis,  dialektis,
               dan  logis  dalam  mewujudkan  sebuah  tujuan  secara  sistematis  dan
               struktural.  Segala  dinamika  permasalahan  duniawi  dapat  terus  dikaji  dan
               diuji sedalam-dalamnya dengan menggunakan perkakas sains; yang batas-
               batasnya bisa ditangkap oleh indra manusia.

               Namun, lebih dari sekadar Barat, Madilog adalah juga sintesis perantauan
               dari  seorang  Tan  yang  berlatar  belakang  budaya  Minangkabau.  Ini
               terjabarkan  ke  dalam  dua  sense  of  extreme  urgency  point  pemikiran  Tan
               Malaka  demi  membumikan  Madilog  dalam  ranah  Indonesia.  Pertama,
               Madilog lahir melalui sintesis pertentangan pemikiran di antara dua kubu
               aliran  filsafat,  yaitu  Hegel  dengan  Marx-Engels.  Hegel  dengan  filsafat
               dialektika (tesis, antitesis, dan sintesis) dengan kebenaran yang menyeluruh
               (absolute  idea)  hanya  dapat  tercapai  melalui  perkembangan  dinamis,  dari
               taraf gerakan yang paling rendah menuju taraf gerakan yang paling tinggi.
               Semua berkembang,  terus-menerus, berubah  tapi berhubungan  satu  sama
               lain.  Hegel  lebih  memfokuskan  pemikiran  bahwa  untuk  mencapai
               kebenaran mutlak, pemikiran (ide) lebih penting daripada matter (benda).

               Sementara  itu,  bagi  Marx-Engels,  proses  dialektika  ini  lebih  cocok
               diterapkan  dalam  ranah  matter  melalui  revolusi  perpindahan  dominasi
                                                   94
   91   92   93   94   95   96   97