Page 67 - untitled137.tif
P. 67
60
Bung Santri Gaga!. Sekarang ia sudah tak punya barang
apa-apa lagi. Rumah dan tanahnya habis terjual, uangnya
sudah lama habis dipakai berjudi. Tidurnya sudah tak tentu
di mana, apalagi makannya, hanya terkadang saja.
Sementara Ki Santa, saat Agus Kurnia mengalami ke-
sengsaraan, ia tak mau mendekatinya karena tak ada bahan
untuk dihisapnya. Kurnia tak diliriknya d.engan sebelah mata.
Setelah mengalami kebangkrutan, lalu Bung Santri pergi
tanpa tujuan. Tanpa sepengetahuannya, ia sudah sampai di
Kota Bandung. Di kota berhawa hangat itu, ia hidup ber-
.
.
gelandangan. Makan dengan cara mengemis. Sementara
Bung Santri Gagal sampai di Bandung, Ujang Sandi, kakak-
nya, juga baru sampai di Kampung Cikopo untuk menjenguk
keluarganya. Betapa kagetnya Ujang Bandi melihat rumahnya
sudah dihuni oleh orang lain.
Dalam kesedihan dan kebingungannya untung ia ber-
temu Ki Amdani yang sekarang sudah sangat tua. Dari Ki
Amdani, ia mendapat keterangan bahwa Kurnia sudah
menjual rumah itu. Ki Amdani lalu bercerita tentang kematian
Neng Elom yang gara-gara tidak mau disuruh kawin paksa.
Juga tentang kematian kedua orang tuanya (Bapak dan
Ambu Elom) yang meninggal karena makan hati. Betapa pilu
hati Ujang Sandi mendengar berbagai musibah yang
menimpa keluarganya.
Tapi Ki Amdani dan semua tetangga tidak bisa memberi
tahu ke mana perginya Den Kurnia. Akhirnya, Ujang Sandi
pada hari itu juga cepat-cepat kembali ke Bandung.
Kembali kepada Bung Santri yang bergelandangan di
Bandung. Suatu waktu, ia mengemis ke satu rumah gedung
yang cukup bagus.