Page 64 - untitled137.tif
P. 64
57
kepada kita," kata Was ita seolah akan bersiasat.
Singkat cerita, sawah si Kurnia sudah laku dijual sesuai
rencana. Kemudian uangnya diatur sebagaimana mereka
sudah rencanakan.
Setelah persiapan beres, berangkatlah Wasita ke
Bandung untuk membeli peniti pesanan Enden Kori. Ketika
sampai di Dayeuh Kolot, secara kebetulan bertemu dengan
Tuan Seh pedagang batu mulia dan macam-macam barang
perhiasan lainnya. Wasita pun membeli peniti permata.
Sepulang dari toko di Bandung, peniti itu sudah ada di
tangan Kurnia. Peniti itu akan diberikan kepada Enden Kori,
bersama surat seperti yang sudah-sudah.
Selang sehari, sesudah mengurus perihal peniti,
muncullah Wasita ke hadapan Kurnia, sambil berkata sebagai
berikut.
"Kemarin Enden tak sempat membalas surat, sebab lagi
sibuk oleh pekerjaan. Hanya ada pesannya, malam nanti,
kira-kira pukul satu harus berangkat ke Tamansari. Ujang
jangan datang duluan, tapi harus setelah ada Enden dan
akan menunggu di taman belakang. Menurut perkataannya
sih, ia ingin bercerita panjang."
Setelah berpesan, kemudian Wasita pulang. Kurnia
girang bukan main. Sebab, dalam pertemuan nanti, ia akan
mengikat pertunangan dengan Enden Kori.
Dikisahkan baru pukul 12, Ki Santri Gagal sudah ada di
Tamansari. Ketika menengok ke sana kemari, tiba-tiba ter-
dengar orang berterian "maling". Mereka yang datang itu
adalah para pengawal Juragan Pangsiun. Ternyata kawan-
kawan Juragan Pangsiun itu sudah mendapat perjanjian dari
Wasita.