Page 66 - untitled137.tif
P. 66
59
" ... Ah, tapi saya yakin pukul satu, Mang!" jawab Kurnia.
"He, seperti meragukan Enden. Tapi biar saja karena
sudah lewat. Sekarang mari kita membicarakan hal yang tadi
itu. Anu, sampai sekarang dakwaan itu tak terpikirkan cara
untuk mengelakkannya. Hanya, bagaimana kalau begini, ini
juga baru mudah-mudahan .... Bagaimana kalau sangkal saja
oleh Ujang, tak terima dituduh mengganggu Enden. Hanya
dengan begitu Ujang bisa selamat, tapi gelang dan peniti
melayang," kata Wasita memberi saran.
"Masalah barang, saya ~nggak ngotot, asal jangan
sampai dibuang saja bad an ini," jawab Kurnia palos. ·
"Ya, kita berdoa saja, sebelum polisi mengambil Ujang,
biar Mamang yang menghadapi lebih dulu," kata Wasita
pura-pura membantu.
Terus Wasita pulang. Esoknya sudah datang lagi ke
hadapan Ki Santri.
"Berkah, Ujang selamat! Mamang sangkal saja bahwa
sama sekali Ujang tak pernah memberikan gelang dan peniti
kepada Enden. Ketika Juragan menyinggung-nyinggung per-
kara pengepungan maling, dia sudah mencurigai Ujang, tapi
semuanya Mamang bantah terus. Hanya sekarang Juragan
Pangsiun timbul kebenciannya kepada anak sendiri, sampai
disiksanya," ungkap Wasita.
"Terima kasih, yang penting bagi saya saat ini adalah
selamat. Tapi sayang dengan nasib Enden!" ungkap Kurnia.
Setelah itu Wasita pulang, serta dalam hati kegirangan
karena berhasil memperdayai Kurnia sampai mendapatkan
sejumlah uang yang besar. Bukan sekarang saja sebenarnya
ia mendapat keuntungan dengan jalan menipu itu.
Kita tinggalkan Wasita, kembali kepada Kurnia alias