Page 20 - untitled137.tif
P. 20
13
3. RENCANA YANG MEMATIKAN
Ujang Onon, setelah selesai sekolah menengah, ia
langsung dapat pekerjaan di Kantor Pas Bandung. Dia belum
beristri dan mengurus makannya sendiri. Di Bandung, Ujang
Onon kos bersama kawan sepekerjaannya, malah memilih
sekamar bersama.
Pada suatu hari, hari Minggu, Ujang Onon pulang ke
kampung di Cikopo dengan naik sepeda. Pada masa itu
sepeda adalah kendaraan pribadi yang masih dianggap
mewah. Ketika sampai di sekitar rumah Pak Elom, dia
terkejut melihat seorang gadis yang lagi berdiri di ambang
pintu depan. Kebetulan di seberang sana, ia melihat ada .
warung es. Terus dia turun dari sepeda, pura-pura merasa
haus, lalu duduk di bangk~ seraya memesan es jus asam.
Selama menyantap sirup, tatapannya terus-terusan
tertuju ke arah gadis itu. Dalam benaknya, Ujang Onon ber-
kata-kata seperti berikut, "Walaupun di Bandung ... , takkan
ada perempuan cantik seperti dial Cantik segalanya ... , dari
belakang, dari samping, dari depan ... apalagi."
Demikian pula dengan Neng Elom, ketika ditatap oleh
Ujang Onon, dia memalingkan muka. Tetapi, giliran Jang
Onon menengok ke arah lain, sudut mata Neng Elom melirik