Page 50 - untitled137.tif
P. 50
43
puluh-puluh dahan dan cabang. Saya berani menjamin
bahwa bila semuanya diterangkan takkan ada faedahnya, tak
akan ada yang nyanto/. Biar satu macam, asal nempel. Se-
karang mari kita menerangkan masalah main.
Siapa yang tak suka main? Tentu semuanya suka, ter-
lebih anak-anak. T a pi ada salah satu main yang mem-
bahayakan bagi manusia, yaitu judi. Judi itu taruhannya duit,
maka diberi namalah ia sebagai ''taruhan". Semula, yang
biasa berjudi adalah kaum menak. Tapi karena sifat main-
mainnya yang menurut orang sangat mengasyikkan, maka
permainan itu ditiru oleh rakyat kebanyakan. Lama-kalamaan
permainan itu menjadi judi bagi orang-orang dewasa, seperti
mengadu ayam dan sintir.
Kalah ataupun menang dari judi, tak ada yang enak.
Bila kalah, hati jadi panas, ingin menebus kekalahan, se-
muanya dijual dan digadaikan, sampai-sampai "penutup kutu"
pun dijual.
Bila menang pun, kita membuat orang lain tidak ikhlas.
Hasil judi membuat orang makan rezeki yang tak halal.
Akibatnya tidak membawa berkah bagi badan. Hal itu ber-
beda dengan hasil keringat dari kerja yang halal, yang tidak
dilarang pemerintah maupun agama.
Tiap penjudi selamanya gelisah. Kesehatan pun ter-
ganggu karena kurang tidur dan kurang olah raga.
Coba tunjukkan, di mana atau siapa orangnya yang
sudah kaya karena judi? Tidak ada .... Sudah, hari ini sekian
saja dulu, tuh si Ehon kelihatan sudah ngantuk. Besok kita
teruskan lagi," kata Kiai menutup wejangannya. Kemudian
semua bubar menuju kamarnya masing-masing untuk
istirahat.