Page 54 - untitled137.tif
P. 54
47
si Santa sambil tertawa meledek.
"Jangan ngomong, pasti kamu biang keroknya," kata si
Tayib.
"Lho-lho-lho?l Akang menuduh saya? Masa saya berani
ngelunjak begitu, amit-amit. Tambahan saya sejak sore tak
beranjak kemana-mana. Tuh ... mengobati Jang Kurnia yang
lagi sakit ulu hati. lni kan kelihatan masih memijit. Malah kira-
kira pukul12, saya rencana akan mengabarkan pada semua-
nya. Tapi dasar nasib, lampu padam. Baru selangkah kepala
sudah kena pintu. Coba lihat hidung ini sampai bengkak
begini. Syukur sekarang ditengok."
Para santri itu percaya saja, berkat pandainya si Santa
berbohong.
Kata si Tayib, "Ha, jangan-jangan yang menyoreti kita
ini jin, takut sayal"
Sahut Ki lbra, "Ah, tak mungkinl Jin yang ada di
pesantren bukanlah jin kapir. Yang suka jail.itu kan jin kapir."
Setelah itu terus semuanya kembali sambil bersungut-
sungut.
Terkabarkan sakitnya si Kurnia terus parah. Si Santa
lalu mengabarkannya kepada Bapak Elom. Tak berapa lama,
Bapak Elom tiba di pesantren. Saat itu juga ia langsung
minta izin untuk membawa anaknya pulang selama masih
sakit. Sepuluh hari si Kurnia sakit di rumahnya, tapi ketika
sembuh pun, ia mogok tak mau ke pondok lagi.
Sekarang si Kurnia mendapat julukan "Bung Santri
Gagal". Gagal sekolah Belanda dan menjadi santri juga
gaga I.
Kini masanya Bung Santri Gagal sudah akil balig. Siang
malam kerjanya ngendon di tempat judi. Kalau tidak, dia ada