Page 55 - untitled137.tif
P. 55
48
di tempat-tempat perempuan nakal. Biaya yang ia pakai
untuk berfoya-foya itu, ia curi dari orang tuanya.
Kini, giliran yang terkabarkan sakit payah adalah Pak
Elom. Ia jatuh sakit akibat memikirkan anaknya. Hanya ber-
tahan setengah bulan, sang ajal lalu menjemput nyawa Pak
Elom. Bung Santri Gagal hanya pada hari bapaknya mening-
gallah sajalah wajahnya tampak berduka. Setelah bapaknya
dikuburkan wajahnya kembali seperti biasa. Hatinya berbinar-
binar karena bakal mendapat warisan orang tuanya berdua
dengan si .Bandi kakaknya.
Menginjak matangpuluh, .. . hari peringatan kematian
bapaknya, Ambu Elom-lah yang kegiliran ajal. Maka rencana
Bung Santri Gagal menjadi semakin mulus saja. Pada saat-
nya, jasad Ambu Elom pun dikuburkan.
Ki Santri Gagal menerima harta waris bertumpuk-
tumpuk. Sawah 10 hektar, kerb au 6 pasang, belum padi dan
uang dalam kopor.
Ki Santa yang kini terpisah dari Kurnia, merasa tidak
betah berada di pesantren. Lalu ia hengkang pula menuju Ki
Santri. Bung Santri yang melihat kedatangan sobatnya, tentu
saja menjadi senang, serta melarang kembali ke pesantren.
Borosnya kini semakin menjadi-jadi karena ada uang
.dan ada ternan. Selain dipakai berjudi, juga dipakai membeli
isim-isim, pelet, dan jimat-jimat yang menurutnya bisa me-
mudahkan segala urusan.
Di tempat peristirahatan kedua orang tuanya ada se-
orang wedana pensiun sangat kaya. Beliau punya anak
perempuan masih perawan, namanya Enden Kori. Saat itu,
dialah kembangnya di kawasan itu.
Pada suatu kesempatan, Enden Kori berangkat ke