Page 52 - untitled137.tif
P. 52

45

       suara jangkrik bersahutan dengan walang.
             Bila  kita  saat  itu  terbangun  tengah  malam,  sangat
       menyeramkan!  Meremang seluruh bulu kuduk.
             Cahaya  lampu  pondok tampak  temaram,  serasa  mau
       meninggalkan kehidupan.
             Tak berapa lama, tampak dua bayangan hitam bergerak
       mengendap-endap,  melangkah  perlahan  sambil  saling  ber-
       bisik-bisik di antara  mereka.
             Kata yang  seorang, "Sebelah mana  kamar lbra?"
             "Yang  itu tuh,  yang  ujung," jawab yang  seorang.lagi.
             "Heh,  jangan  terlalu  keras  ngomongnya,  nanti ·orang-
       orang  bangun!" hardik orang yang  pertama.
             Setelah  sampai di  kamar yang  dituju,  mareka berhasil
       membuka  pintu.  Sret-sret  ...  salah  seorang  mencoret-coret
       muka lbra. Bibir korban l·alu diberinya berkumis.
             Kata  yang  seorang,  "Jenggotnya juga, Santa!"
             Selanjutnya para santri yang lain pun dapat giliran, ada
       yang  pakai kumis, atau coretan-coretan  lain  sekenanya.
             "Hih-hi-hiii," tawa yang seorang, "Lucu, kaya dalam film
       saja."
             "His, jangan tertawa!"  kata yang  seorang  lagi.
             Setelah  sudah  kebagian  semua,  keduanya  kembali
       keluar.
             Kita  tinggalkan  dua  anak jail  itu,  kini  beralih  ke  luar.
       Saat  itu,  seorang  maling  mau  masuk  ke  pondok.  Ketika  si
       Kurnia  membuka  pintu,  'Des!'  sebuah  bogem  mentah  men-
       darat di ulu  hatinya, saat itu pula kontan tubuh Kurnia  rubuh
       karena  pingsan.
             Sebelum kabur, gaplok-gaplok maling  itu menggampar
       dulu si  Santa, sampai tubuhnya oleng dan darah keluar dari
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57