Page 43 - untitled137.tif
P. 43
36
6. BUNG SANTRI GAGAL
Pada hari Jumat, sewaktu Ambu Elom menanak nasi di
dapur, terdengar orang mengucap salam di teras depan. Se-
telah menjawab salam, Ambu Elom keluar, ternyata Kiai
Sadang sudah berdiri di ambang pintu. Si tamu lalu diper-
silakan masuk.
"Ke mana Bapaknya?" tanya Kiai.
"Ke sana ... ke ladang, nun, meninjau empang yang
rusak bendungannya, nun. Silakan duduk-duduk saja dulu,
akan kupanggil ke sini dia," jawab Ambu Elom penuh hormat.
Kie~i lalu duduk di bangku yang dialasi kulit domba.
Ambu Elom diikuti si Kurnia tergesa-gesa mencari
suaminya. Di empang suaminya sedang mengangkut induk
ikan-ikan berikut anak-anaknya. Dipindahkannya ke kolam
hulu karena kolam hilir benar-benar kering kerontang. Ber-
teriaklah Ambu Elom memanggil.
"Bapak! Di rumah ada Kiai!"
"Kiai? Sudah lama?" tanya Pak Elom.
"Barusan!" jawab Ambu Elom.
"Sukur. lni yang namanya rezeki Kiai, ada saja jalannya.
Heh, Ambu ... , entah kenapa tambakan bobol. Empang jadi
kering. Jadilah Kiai akan makari induk ikan. Kamu pergi saja