Page 38 - untitled137.tif
P. 38

31

             Pada suatu sore, di rumah Ki Amdani terdengar geren-
        dengan orang sedang mengobrol. Lama-kelamaan, suara itu
        terdengar keras.  Ternyata  itu suara  Pak Elom.
             "ltulah,  Ki  Amdani,  sudah  pasrah  Akang  ini.  Tapi  mau
        apa  lagi.  Mengajari  sudah, tapi  sama  sekali  tak ada  bekas-
        nya.  Rupanya,  daripada  menurut  malah  dia  suka  melawan
        sama  orang  tua.  Kini  hanya tinggal  bingungnya  saja  Akang
        ini.  Akang tidak tahu  lagi bagaimana cara  mendidik anak itu.
        Tiap  hari  hanya  bermain  sepuas-puasnya.  Sekali  disuruh
        mandi, harus dengan cara yang Jemah-lembut, itu pun belum
       tentu  mau,  harus  diberi  upah  dulu,"  kata  Pak  Elom· meng-
        adukan  kebandelan si  Kurnia.
             "Tobat!  Bukannya  saya  mengajari  berenang  seekor
       bebek.  Mungkin  bisa  diterima,  saya  ingin  bercerita  sedikit,
       terutama  tentang  anak  Akang  yang  berubah  menjadi  anak
       bandel," kata  Ki  Amdani memulai pendapatnya.
             Pak  E·lom,  "Silakan,  tak  masalah.  Saya  akan  men-
       dengar."
             Lanjut Ki Amdani, "Kalau menurut pendapat saya, yang
       menjadi  penyebab  anak  Akang  jadi  sangat  bandel  adalah
       karena  terlalu  dimanja. Terlalu diturut segala  kehendaknya.
       Siapa  pun  terhadap  anak  pasti  sayang,  tapi  seyogyanya
       perasaan  itu jangan  sampai dirasakan si  anak.  Anak  harus
       merasa segan terhadap orang tua, jangan merasa ketakutan.
       Perbuatanannya  yang  tak  pantas  harus  dihalangi,  sambil
       menerangkan bahayanya, jangan merasa cukup dengan kata
       pamali saja. · Terkadang  seorang  anak bermain  sambil  me-
       lakukan  hal-hal  yang  bermanfaat.  Bila  dianggap  baik,  wajib
       kita  memberinya  pujian,  sambil  mengemukakan  keguriaan-
       nya.
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43