Page 35 - untitled137.tif
P. 35
28
5. SALAH DIDIK
Pertumbuhan bad an si Kurnia berkembang pesat, sehat,
dan bongsor. Siang malam kedua orang tuanya sangat mem-
perhatikan keselamatannya, tapi dalam mendidiknya meng-
ambil cara yang salah.
Apakah si Kurnia pernah menangis? Tidak. Apapun
kemauannya selalu dipenuhi. Maka ia tak pernah menangis.
Apabila, ia sudah ingin main naik kambing-kambingan,
bapaknya harus merangkak, lalu ibunya menaikkan si Kurnia
ke atas punggung bapaknya. Mulut bapaknya tak henti-henti-
nya harus membunyikan suara kambing, bila berhenti pecah-
lah tangisnya. Pada saat itu, Ujang Sandi kakak si Kurnia
sudah jarang ada di rumah karena ikut dagang tembakau
bersama pamannya ke Bandung.
Saat itu si Kurnia sudah berumur enam tahun, manja-
nya sudah tak ketulungan. Setiap tukang dagang jajanan
yang dilihatnya, harus dibelikan. Ditolak, pasti menggampar
kedua orang tuanya. Oleh karena itu, pada saat besarnya
nanti, setiap didikan bapak dan Ambu Elom tak ada bekas-
nya.
Mau apa lagi kalau sudah begitu? Yang demikianlah
yang dikatakan "salah didik" itu.