Page 32 - untitled137.tif
P. 32
25
Ketika ada yang memberi petunjuk bahwa di anu ada
seorang dukun anu, yang akhli dalam hal itu, didatangilah.
Sebelumnya, Pak Elom sudah berusaha tidak tanggung-
tanggung, mencari dukun mulai yang letaknya dekat-dekat ...
sampai di Cirebon, Betawi, malahan sampai ke Banten.
Namun, satu pun tak ada hasilnya. Malah semakin mem-
perparah jiwanya. Sampai ada jim at isim yang mengharuskan
agar ngabungbang (tirakat saat bulan purnama) dan pada
hari-hari tanggal kelahiran dan hari anaknya tewas.
Bapak Elom yang semula susah mengeluarkan uang
untuk hal yang berg una pun, sekarang uangnya ia · sebar-
sebarkan untuk m~ncari dukun. Sawah beratus bau dan
kerbau berpuluh pasang sudah habis terjual. Badannya kurus
dan pucat akibat tirakat dan capai karena berpergian terus.
Oleh siapa Bapak Elom tersiksa? Bukankah oleh harta
bendanya?
Sejak Bapak Elom mulai merasakan rugi segala-gala-
nya, serta sudah merasa sangat payah, maka terdamparlah
ia ke tempat Sang Kiayi. Pertolongan besar pun tiba, wejang-
an kiayi itu ternyata mujarab dan ketika dijalankan merasa
ada hasilnya.
Sampai sejauh itu, Pak Elom masih beruntung karena
tak sampai mengakibatkan dirinya ke "Sirnaraga". Andaikan
tidak tertolong oleh kiayi, ia benar-benar akan hilang sirna
raganya dan tinggal jiwanya bergentayangan.
Ringkas cerita, setelah sampai pad a hari baiknya, Ambu
Elom pun melahirkan. Dengan demikian, Ujang Sandi jadi
punya adik lagi. Bayinya laki-laki lahir mulus. Seorang dukun
beranak sudah siap untuk mengurus segala sesuatunya,
sesuai dengan adat kebiasaan. Ketika upacara selamatan