Page 36 - untitled137.tif
P. 36

29

             Semestinya  seorang  ayah  atau  ibu  itu  diakrabi  oleh
        anaknya.  ltu  bukan  berarti  serba  boleh.  Sangat celaka  bila
        orang tua  sampai  kalah  oleh anak.  Hal  itu  mengandung  arti
        semua hasil ajaran orang tua tak digubris lagi oleh anaknya.
             Apa  yang  dikerjakan Ambu  Elom,  misalnya  ketika  me-
        nenangkan  anaknya  yang  menangis  malam-malam,  hanya
        cukup  dengan  cara  menakut-nakuti,  katanya  "Jangan  me-
        nangis,  takut  bungaok,  takut  jurig" 1  a tau  macam-macam
       tahayul lainnya.
             Cara-cara  di  atas  mengandung  dua  macam  bahaya.
        Pertama, bila jatuh pada anak yang penakut, ia akan menjadi
        seorang  penakut  selamanya  dan  percaya  pada  macam-
        macam tahayul.  Kedua,  bila jatuh pada anak tabah,  ia  akan
        menganggap  ibu-bapanya  sudah  memberi  contoh-contoh
        bohong.
             Si  anak  akan  berkata,  "Ema  bilang  nanti  kita  dibawa
        kelong-lah dibawajurig-lah, atau dibawa korod-lah, tapi bukti-
        nya? Tak ada! Kalau begitu, larangan Ema bahwa kita jangan
        suka  berbohong  itu  tak  usah  saya turuti  karena  Ema  juga
        suka  berbohong sam a kita."
             Pembaca  tentu· ingat  pada  si  Acep  Deden  anak  Ki
       Amdani.  Sekarang,  ia  sudah  Kelas  II,  serta  sangat  cerdas
       karena ayah-ibunya mendidiknya secara benar.
             Apakah  ke  sekolah  diberi  uang  jajan  besar-besar?
       Tidak,  uang  jajan  diberi  secukupnya  saja  buat  beli  cendol.
       Sebab,  sebelum  berangkat,  ia  harus  makan  dulu.  Dengan
       begitu,  di  sekolah  ia  tidak akan  kelaparan. Terkadang  anak
       itu  ada  yang  memberinya  uang,  oleh  bapaknya  disuruhnya
       ditabung.
             Ki  Amdani  bukanlah  orang  kaya,  hanya  bisa  dibilang
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41