Page 40 - untitled137.tif
P. 40

33

        disiplin,  tetapi  yang  membuat  muridnya  pandai-pandai  dan
        pandai  berbahasa  Belanda.
             "Nah,  kalau  begitu  sih,  Kang.  Saya  mohon  tolong  si
        Kurnia diunjukkan kepada  Juragan Guru," pinta Pak Elom.
             "Baik,  kebetulan  kata  anak  saya,  besoklah  saatnya
        Juragan  Mantri Guru  menerima murid-murid baru," jawab Ki
        Amdani.
             Ketika  waktu  masuk lsa,  Pak Elom pamitan pulang.
             Esoknya,  Ki  Amdani  dan  Kurnia  sudah  menghadap
        Juragan Mantri  Guru dan langsung diterima.
             Bapak Elom sangat bergembira karenanya, punya anak
        diterima  sebagai  seorang  murid  sekolah.  "Moga-moga  saja
        anak itu jadi manusia baik," begitu kata  hatinya berdoa.
             Kurnia  pergi  ke  sekolah  setiap  pagi.  Tapi  ...  celaka!
        Hanya  kuat  seminggu,  tiba-tiba  Kurnia  mogok  tidak  mau
        masuk sekolah lagi. Bapak Elom sudah capai mengomelinya.
        Suatu saat, Pak Elom mata gelap, ditempelenglah si  Kurnia.
        Tapi,  ia  masih  tetap  mogok.  lbunya  tiba-tiba  muncul  dari
        dalam rumah,  sambil berteriak,
             "Tobaaaaat, dasar orang miring tak pernah ngaca. Anak
        masih  kecil  pakai  disiksa  segala.  Tak  sudiiii  ...  anakku  di-
        begitukan.  S.edari  kecil  ditimang-disayang,  sekarang  malah
        dihancurkan. Ceraikaaaan!" katanya mengancam minta ber-
        cerai.
             Mendengar  keributan,  para  tetangga  datang  berbon-
        dong-bondong. Ada yang ikut menangis, tapi serba salah. Ki
        Amdani  pun datang dan berbicara kepada  Bapak Elom.

             "Sudahlah,  Yi.  Jangan  dilawan."  Pak  Elom  lalu  me-
        nyingkir.
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45