Page 33 - untitled137.tif
P. 33
26
sudah dilakukan, serta waktunya "turun bumi", bukan pesta
kecil-kecilan dilakukan Pak Elom. Dipotongnya seeker kerbau
dan sepuluh ekor kambing. Sedangkan bayi itu diberi nama
Kurnia.
Sekarang, kita kembali pada Ujang Onon. Sekalipun
masih muda dan hidup di Bandung, Jang Onon menjadi
tern pat orang melancarkan pujian karena sikapnya yang tidak
mau royal atau bisa mengatur uang.
Dalam setiap kunjungan ke Pos-Separbang (Post-
spaarbank), dalam satu bulan ia bisa menyimpan sisa gaji- ·
nya. Ia pun jadi nasabah Asuransi Jiwa Bumi· Putra
(Levensverzekering Maatschappij Boem~ Poetra) yang ber-
pusat di Magelarig. Akhirnya, terkabar berita bahwa Jang
Onon sudah beristrikan anak Wedana pensiun. lstrinya itu
anak baik, rajin, serta terpelajar.
Berbeda dengan tata cara, perkawinannya sama sekali
jauh dari sempurna. Seorang anak laki-laki bujangan yang
belum punya penghasilan sepeser pun, sudah dikawinkan.
Demikian pula anak perawannya, belum cukup umur dipaksa
harus kawin. Alasan bapaknya, selagi masih hidup bapak-
emak atau kakek-nenek, ingin menyaksikan saatnya anak-
cucu punya jodoh. Persoalan makan dan pakaian anak dan
menantu, biar orang tua yang bantu.
Demikian pula anak lajang yang dikawinkan tadi itu,
karena umurnya belum cukup, persoalan suami-istri belum
tahu. Malah belum bisa memasak-menanak nasi atau mem-
buat sambal sekalipun. Terlebih-lebih keterampilan seperti
jahit-menjahit, bordir, tisik, merenda, dan seterusnya, luput
sama sekali.
Oleh sebab itu, besar manfaatnya untuk bangsa pri-