Page 40 - TAN MALAKA- Bapak Republik Yang Di Lupakan
P. 40

e
                                    g
                                         e
                      y
                                      T
                                  n
                           i

                            k
                         w
                                a
                               y
                                          r

                                               a
                    l
                  o
                                                 n
                                                   g
                                           b
                     s
               Bolsyewik yang Terbuang
                                             u
               B B
                           i
                         w
                    l
                     s
                      y
                  o
                       e
                                          r
                                         e
                                      T
                                           b
                                                 n
                                               a
                                             u
                               y

                            k
                                a

                                    g
                                  n
               Bolsyewik yang Terbuangg
                                    B
                                  g
                           B
                       r
                                            d
                                 n
                                a
                                        a
                                      u
                                         n
                             n
                                              a
                   u
                                                 T
               Palu Arit, Bintang Bulan, dan Tan
               Palu Arit, Bintang Bulan, dan Tann
               P P a l l u     A r i i t t , ,     B i i n t t a n g     B u l l a n , ,     d a n     T a n
                                                   a
                                               n
                     A
                 a

               Tan Malaka adalah tokoh kontroversial dalam Partai Komunis. Mendukung
               aliansi dengan Islam, ia sering tak sepaham dengan teman seperjuangan.

               SEMARANG, 25 Desember 1921. Malam semakin larut, namun suhu dalam
               Kongres II Partai Komunis Indonesia malah memanas. Selain udara pengap
               oleh  1.500  orang  peserta,  hawa  dalam  ruangan  juga  tambah  panas  akibat
               pidato  Abdul  Muis,  anggota  Central  Sarekat  Islam.  Dia  mengungkit  silat
               kata antara Partai Komunis dan beberapa tokoh Sarekat tentang Pan-Islam,
               beberapa  bulan  sebelumnya.  Muis  juga  mengungkap  lagi  kritik  Komunis
               Internasional terhadap gerakan Pan-Islam yang didukung sebagian anggota
               Sarekat.

               Padahal,  beberapa  menit  sebelumnya,  Ibrahim  Datuk  Tan  Malaka,  telah
               mengingatkan  perlunya  persatuan  antara  Partai  Komunis  dan  Sarekat
               Islam.  Menurut  Tan,  yang  baru  terpilih  sebagai  Ketua  Partai  Komunis,
               kedua  partai  semestinya  bersatu  karena  tujuannya  sama:  mengusir
               imperialis Belanda.

               Di  mata  Tan,  silang  pendapat  kedua  partai  hanyalah  bagian  dari  politik
               pecah  belah  imperialis.  "Kalau  perbedaan  Islamisme  dan  komunisme  kita
               perdalam  dan  kita  lebih-lebihkan,  kita  memberikan  kesempatan  kepada
               musuh  yang  terus  mengintai  untuk  melumpuhkan  gerakan  Indonesia,"
               katanya.  Pendapat  Tan  ini  didukung  Kiai  Haji  Hadikusumo,  tokoh
               Muhammadiyah  di  Sarekat  Islam.  Menurut  Hadikusumo,  mereka  yang
               memecah-belah persatuan rakyat berarti bukan muslim sejati.

                                                   ***
               Ketika  mendirikan  Indische  Sociaal  Democratische  Vereniging  alias
               Perhimpunan  Sosial  Demokrasi  di  Hindia  pada  9  Mei  1914,  semula
               Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet tidak ingin terlibat politik.
               Dia  ingin  sekadar  mempropagandakan  sosialisme.  Namun,  ketika
               Perhimpunan  yang  mayoritas  anggotanya  orang  Belanda  di  Hindia  makin
               terlibat  dalam  politik  lokal,  kebutuhan  melebarkan  pengaruh  pun  makin
               besar.

               Usaha pertamanya menggalang kerja sama dengan Insulinde bubar dalam
               setahun. Sneevliet, yang semula begitu terpesona dengan karisma Dr Tjipto
               Mangunkusumo,  pemimpin  Insulinde,  gagal  menyeret  Tjipto  ke  "kiri".
               Belakangan,  Sneevliet  bahkan  mengkritik  Tjipto.  "Dia  kurang  memihak
               kelas proletar," katanya.

                                                   38
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45