Page 89 - TAN MALAKA- Bapak Republik Yang Di Lupakan
P. 89

k
                                   a
                                      a
                                    k
                                   l
                                 a
                                   a
                                   l
                             n
                                 a
                            a
                             n


                               M
                               M
                       n
                       n
                      a
                      a
                          T
                          T


                    r
                    r
                  a
                  a
                     s
                     s
                     i
                     i
                           a
               W
               Warisan Tan Malaka
               Warisan Tan Malakaa
               W


               Asvi Warman Adam
               Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

               MENGAPA  Tan  Malaka  tidak  berhasil  membesarkan  Partai  Murba?
               Jawabnya  jelas,  karena  ia  ditembak  mati  di  Kediri  tiga  bulan  setelah
               mendirikan  partai  itu.  Pilihan  hari  pembentukan  partai  itu,  7  November
               1948-bertepatan dengan hari revolusi Rusia-tentu tak sembarangan. Murba
               muncul  setelah  Partai  Komunis  Indonesia  tersingkir  pasca-Peristiwa
               Madiun,  September  1948.  Karena  itu  Murba  dicitrakan  sebagai  partai
               komunis baru atau semacam pengganti PKI.

               Itu  pula  yang  kemudian  menyebabkan  keduanya  bukan  hanya  bersaing
               sebagai organisasi kiri melainkan bermusuhan. Pertikaian paham mengenai
               pemberontakan PKI 1926/1927 antara Tan Malaka dan Musso berdampak
               panjang. Ketika Musso pulang ke Indonesia pada 1948, program politiknya
               memiliki  berbagai  kesamaan  dengan  Tan  Malaka.  Namun,  ketika  ditanya
               wartawan apakah mereka akan bekerja sama, Muso menjawabnya sinis. Bila
               ia  punya  kesempatan,  katanya,  yang  pertama  dilakukannya  adalah
               menggantung Tan Malaka.

               Sejak  awal  sudah  terjadi  perdebatan  apakah  Murba  akan  dijadikan  partai
               kader  atau  partai  massa.  Namun  yang  jelas  partai  ini  lahir  dalam  kancah
               revolusi karena dikembangkan sambil bergerilya. Ada Chaerul Saleh di Jawa
               Barat  dengan  Barisan  Bambu  Runcing.  Sukarni  dan  kawan-kawan  yang
               menyebar  dari  Yogya  ke  Jawa  Tengah,  dan  Tan  Malaka  sendiri  di  Jawa
               Timur  yang  bergabung  dengan  batalion  yang  dipimpin  Mayor  Sabarudin.
               Ketiga  upaya  itu  akhirnya  gagal.  Chaerul  Saleh  ditangkap,  lalu
               diperintahkan  Presiden  Soekarno  untuk  studi  ke  Jerman.  Dan  sebelum
               gerakan  kelompok  Tan  Malaka  terkristalisasi,  terjadilah  agresi  militer  II
               Desember pada 1948.

               Setelah Tan Malaka tewas, Murba masih memiliki banyak tokoh seperti Iwa
               Kusumasumantri, Chaerul Saleh, Adam Malik, Sukarni, Prijono. Walaupun
               terdiri  dari  pemuda  yang  bersemangat,  dalam  organisasi  mereka  kurang
               andal.  Kisah  dan  nama  besar  Tan  Malaka  dijadikan  legenda,  tetapi
               pemikirannya  tidak  dijabarkan  dalam  bentuk  aksi.  Mesin  (pengkaderan)
               partai di berbagai sektor tidak jalan. Partai tidak memiliki penerbitan serius,
               kecuali  Pembela  Proklamasi  yang  terbit  20  edisi.  Upaya  mendekatkan
               Murba  dengan  PKI  seperti  dirintis  Ibnu  Parna  dari  Acoma  (Angkatan
               Communis  Muda)  ditolak  elite  PKI.  M.H.  Lukman  menulis  "Tan  Malaka
               Pengkhianat Marxisme-Leninisme" (Bintang Merah, 15 November 1950).

                                                   87
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94