Page 17 - TAN MALAKA- Bapak Republik Yang Di Lupakan
P. 17

W
                             W
                                a
                            i


                                a
                                  i
                                   s
                                   s
                                 r
                                 r
                                  i
                      h


                    u
                    u
                     h
                        A
                           l
                           l
                            i
                        A
                          h
                          h

                                               v
                                                o
                                                o
                                             e
                                             e
                                               v
                                                 l
                                                   s
                                                   s
                                                    i
                                                 l
                                                  u
                                                  u
                                       b
                                       b
                                        o

                                     O
                                     O
                                        o

                                           R
                                            R
                                          r
                                          r

                   r
               Kisruh Ahli Waris Obor Revolusii
                 i
               Kisruh Ahli Waris Obor Revolusi
               K K
                  s
                   r
                 i
                  s


               SAYUTI Melik mengemban tugas penting. Tiga pekan setelah proklamasi, ia
               diminta  Soekarno  mencari  Tan  Malaka.  Bung  Karno  mendengar  desas-
               desus tokoh pergerakan itu ada di Jakarta.

               Untungnya, Sayuti tahu di mana mencari Tan. Beberapa hari sebelumnya,
               Menteri Luar Negeri Ahmad Soebardjo mempertemukannya dengan penulis
               buku Naar de Republiek Indonesia itu.

               Pertemuan  pun  diatur.  Soekarno  meminta  Soeharto,  dokter  pribadinya,
               menyediakan ruangan. Tapi ia merahasiakan siapa tamu yang akan datang.
               Dengan  bersepeda,  Sayuti  menjemput  Tan.  Keduanya  kemudian  menuju
               rumah Soeharto-sekarang Apotek Titimurni-di Jalan Kramat Raya.

               Kepada Soeharto, tokoh yang hidup 20 tahun dalam pelarian itu mengaku
               bernama  Abdulradjak.  Soeharto  lalu  membawa  "Abdulradjak"  ke  kamar
               belakang. Di sana Soekarno sudah menunggu. Sayuti ikut masuk, Soeharto
               menunggu  di  luar.  Semua  lampu  di  rumah  itu  dimatikan.  Pertemuan  dua
               tokoh dalam gelap itu terjadi pada malam Lebaran, 9 September 1945.

               Soekarno  membuka  pembicaraan.  Ia  bertanya  tentang  Massa  Actie-buku
               yang  ditulis  Tan  pada  1926.  Kemudian  keduanya  bicara  tentang  nasib
               revolusi  Indonesia.  Dalam  pertemuan  dua  jam  itu,  Tan  mendominasi
               pembicaraan,  sementara  Soekarno  lebih  banyak  diam.  "Tan  lebih
               berpengalaman  dalam  perjuangan,"  kata  Sayuti  Melik.  Kata-kata  Tan
               tentang revolusi, kata Sayuti, belakangan hari sering dikutip Soekarno.

               Ada  pernyataan  Tan  yang  sangat  mengusik  perhatian  Bung  Karno.  Tan
               mengatakan,  Belanda,  dengan  menumpang  Sekutu,  tidak  lama  lagi  akan
               datang. Tan yakin, Jakarta akan jadi medan pertempuran. Itu sebabnya ia
               mengusulkan pemerintahan harus dipindahkan ke pedalaman.

               Khawatir akan kemungkinan itu, Soekarno pun berkata, "Jika nanti terjadi
               sesuatu  pada  diri  kami  sehingga  tidak  dapat  memimpin  revolusi,  saya
               harap  Saudara  yang  melanjutkan."  Sebelum  menutup  pertemuan,  ia
               memberi  Tan  sejumlah  uang.  Kesaksian  Sayuti  itu  ditulis  dalam  kolom
               Sekitar  Testamen  untuk  Tan  Malaka,  dimuat  di  harian  Sinar  Harapan,
               September 1979.

               Beberapa hari kemudian, Tan dan Soekarno bertemu lagi. Kali ini di rumah
               dokter  Mawardi  di  Jalan  Mampang.  Mawardi  adalah  pemimpin  Barisan
               Pelopor di masa pendudukan Jepang.

                                                   15
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22