Page 50 - TAN MALAKA- Bapak Republik Yang Di Lupakan
P. 50

Esoknya,  giliran  Lenin  angkat  bicara.  Ruang  pertemuan  penuh  sesak.
               Datang  terlambat,  Tan  naik  ke  panggung  dan  duduk  di  tepinya,  berharap
               bisa mendengarkan Lenin dari dekat. Tapi, sebelum Lenin tiba, panggung
               "disterilkan".

               Seorang  pengawal  Lenin  menarik  tangan  Tan  sangat  keras,  sehingga  ia
               terjerembap.  Toh,  menurut  Harry  Poeze,  dalam  bukunya,  Tan  Malaka,
               Pergulatan Menuju Republik jilid I, Tan tetap terkagum-kagum mengikuti
               pidato Lenin.

               Gagasan Tan mendapat dukungan penuh delegasi Asia. Tapi kenyataan itu
               tak  terlalu  disukai  oleh  Karl  Radek,  pemimpin  Komintern  yang
               membawahkan urusan Asia.

               Setelah  Kongres  usai  dan  para  utusan  kembali  ke  negeri  masing-masing,
               Tan  bingung  harus  ke  mana.  Dia  tak  ingin  kembali  ke  Belanda.  Balik  ke
               Indonesia pun tak mungkin.

               Tan sempat meminta Komintern menyekolahkan dia, tapi ditolak. "Belum
               terbuka  kursi  profesor  buat  Saudara,"  ujar  seorang  temannya,  mengolok-
               olok.

               Untuk  mengisi  waktu  luang,  Radek  meminta  dia  menulis  sebuah  buku.
               Bahan-bahan  untuk  menulis  dipesankan  dari  Belanda.  Tan  dibebaskan
               menulis apa saja, yang penting tentang Indonesia.

               "Saya  pusatkan  saja  isi  dan  corak  buku  itu  kepada  sejarah  dan  statistik,"
               tulis Tan dalam bukunya, Dari Penjara ke Penjara. Buku itu akhirnya terbit
               pada  1924,  dengan  judul  Indonezija;  ejo  mesto  na  proboezdajoesjtsjemsja
               Vostoke atawa Indonesia dan Tempatnya di Timur yang Sedang Bangkit.

               Pemerintah Rusia mencetak lagi buku itu sebanyak 5.000 eksemplar pada
               1925. Tapi Tan tak sempat menunggu "kelahiran" buku yang dia tulis dalam
               bahasa  Rusia  itu.  Pada  akhir  1923,  dia  sudah  berada  di  Kanton,  Cina,
               sebagai wakil Komintern untuk Asia Timur.













                                                   48
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55