Page 57 - TAN MALAKA- Bapak Republik Yang Di Lupakan
P. 57

a
                       a
                      y
                     l
                      y

                           i
                           i
                         d

                         d
                                              a
                  e
                                                n
                                              a
                                            M
                  e
                    i
                     l
                    i
                   r
                   r
                                      S
                                      S

                                   h

                                       u


                                         n
                                       u
                                         n
                             T
                               a
                             T


                               a
                                  a
                                   h
                                  a
                                n
                                n
                                            M
               Gerilya di Tanah Sun Man
               G G
               Gerilya di Tanah Sun Mann


               IBRAHIM Datuk Tan Malaka menjejak Tiongkok pada musim dingin 1923.
               Kala itu Dinasti Qing sudah lama terkubur. Kerajaan masih berdiri. Namun
               Puyi,  The  Last  Emperor,  praktis  hanya  "boneka".  Negeri  itu  larut  dalam
               tarik-menarik  antara  kekuatan  Asing-terutama  Inggris,  Amerika,  serta
               Jepang-dan  para  nasionalis  yang  menginginkan  berdirinya  Republik  Cina
               merdeka.

               Bujangan 26 tahun utusan Komintern di Moskow itu tinggal di Kanton, kini
               Guangzhou-kota  di  selatan  Cina  yang  padat.  Penduduknya  dua  juta.  Toh,
               bagi Tan, Kanton tak pantas disebut kota besar. Cuma ada tiga jalan utama,
               satu  kantor  pos,  perusahaan  listrik,  dan  sebuah  pabrik  semen  yang
               cerobongnya menjadi satu-satunya bangunan tinggi di sana. Namun Kanton
               istimewa karena menjadi pusat gerakan revolusi Cina. Sun Yat-sen atau Sun
               Man,  pemimpin  Kuomintang  yang  pada  1912  mendeklarasikan  Republik
               Cina, tinggal di kota ini.

               Tak  lama  setelah  menetap,  Tan  mengunjungi  dokter  Sun,  diantar  ketua
               partai komunis setempat, Tang Ping-shan. Presiden Republik Cina Selatan
               itu tinggal di tepian Sungai Pearl yang membelah Kanton jadi dua. Di sana,
               Tan  juga  bertemu  dengan  anaknya,  dokter  Sun  Po,  dan  rekan
               seperjuangannya, Wang Chin Way.

               "Berjumpa orang revolusioner di Rusia adalah perkara biasa saja," tulis Tan
               dalam  memoarnya,  Dari  Penjara  ke  Penjara,  mengenang  pertemuan  itu.
               "Tapi berjumpakan revolusioner besar di Asia adalah perkara istimewa." Dia
               begitu girang.

               Mereka membicarakan banyak hal. Sun Man, misalnya, menyarankan agar
               Indonesia  bekerja  sama  dengan  Jepang  melawan  Belanda.  Tapi  Tan  tak
               yakin pejuang Indonesia bisa bekerja sama dengan imperialis Jepang.

               Demikianlah, setiap hari dia bepergian untuk membina hubungan dengan
               para tokoh Kuomintang dan orang-orang komunis di Kanton. Hingga pada
               Juni 1924 Tan mendapat perintah dari Moskow untuk hadir pada konferensi
               Serikat Buruh Merah Internasional di kota itu.

               Dari  Indonesia  datang  Alimin  dan  Budisutjitro.  Konferensi  enam  hari  ini
               hendak menggalang "gerakan" para pelaut dan buruh pelabuhan di kawasan
               Pasifik.  Tan  memimpin  rapat  pada  hari  kedua.  Seharusnya  Sun  Man
               memberikan pidato pembukaan, tapi batal.

               Pada  hari  terakhir,  Tan  didaulat  menjadi  Ketua  Organisasi  Buruh  Lalu
               Lintas  Biro  Kanton  yang  baru  didirikan.  Tugas  pertamanya  menerbitkan
                                                   55
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62