Page 65 - TAN MALAKA- Bapak Republik Yang Di Lupakan
P. 65

a
                              a
                               m
                            a
                             l
                             l
                               m
                                  M
                                    i
                                    i


                                  M
                            a
                       l
                       l
                        i
                    u
                     b
                     b
                        i

                          d
                          d
                        k
                        k

                                               M
                                                  a
                                                  a


                                               M
                                                   l
                                                     k
                                                     k
                                                      a
                                                   l
                                                    a
                                                    a
                                             n
                                       p
                                         i
                                         i
                                     m
                                     m
                                       p

                                            a
                                            a
                                             n

                                          T
                                          T
               Republik dalam Mimpi Tan Malaka
                 e
               R R
               Republik dalam Mimpi Tan Malakaa
                   p
                    u
                 e
                  p


               Hasan Nasbi A.
               Program  Manager  Indonesian  Research  and  Development  Institute,  penulis  buku
               Filosofi Negara Menurut Tan Malaka (LPPM Tan Malaka, 2004)

               Dr  Alfian  menyebut  Tan  Malaka  sebagai  revolusioner  kesepian.  Mungkin
               tidak  berlebihan.  Tan  Malaka  memang  pejuang  kesepian  dalam  arti
               sesungguhnya.  Sekitar  20  tahun  (1922-1942)  Tan  Malaka  hidup  dalam
               pembuangan,  tanpa  didampingi  teman  seperjuangan.  Beberapa  kali  dia
               harus  meringkuk  di  penjara  negara  imperialis  saat  berada  di  Filipina  dan
               Hong  Kong,  serta  selama  dua  setengah  tahun  dipenjarakan  tanpa
               pengadilan oleh pemerintah republik yang ia cita-citakan.

               Sebagai pelarian dan tahanan, Tan tak pernah berhenti memikirkan nasib
               Negeri  Hindia  Belanda.  Banyak  gagasan  yang  lahir  selama  masa  pelarian
               itu.  Namun  Tan  Malaka  tak  punya  cukup  kesempatan  untuk
               mendialektikakan  gagasannya  dengan  tokoh-tokoh  pejuang  lain.  Ada
               perbedaan  waktu  dan  pengalaman  sejarah  yang  membuat  Tan  Malaka
               berjarak  dengan  pengikut-pengikutnya  yang  kemudian  berada  dalam
               barisan Partai Murba. Meski tetap dijadikan idola hingga saat ini, perangai
               dan  prinsip  perjuangan  Tan  sungguh  tak  bisa  diikuti  oleh  siapa  pun.
               Hatinya terlalu teguh untuk diajak berkompromi dan punggungnya terlalu
               lurus untuk diajak sedikit membungkuk.

               Kita  bisa  melihat  beberapa  contoh  bahwa  memang  sulit  mencari  manusia
               yang bisa mengikuti kekerasan hatinya. Adam Malik, misalnya, adalah kader
               Partai  Republik  Indonesia  yang  sangat  memuja  Tan  Malaka.  Namun,  di
               tangan Adam Malik, segala persoalan bisa menjadi superfleksibel. M. Yamin
               adalah  pengikut  Tan  Malaka  yang  juga  mendirikan  Persatuan  Perjuangan
               pada  1946.  Persatuan  Perjuangan  adalah  ikon  diplomasi  bambu  runcing.
               Organisasi ini didirikan sebagai antitesis politik berunding yang dirintis oleh
               Kabinet Sjahrir I. Tapi, belakangan, Yamin juga menjadi anggota tim dalam
               Konferensi Meja Bundar pada 1949, sesuatu yang secara prinsip ditentang
               dalam "Program Minimum" Persatuan Perjuangan Tan Malaka.

               Di tengah kesepian dan kesulitan memperoleh pengikut yang kukuh itulah
               ia  melahirkan  gagasan-gagasan  yang  jernih,  asli,  bahkan  mengagetkan.
               Mungkin gagasan itu tak sepenuhnya bisa diikuti, tapi jelas penuh inspirasi.
               Soal pelaksanaannya bisa dicocokkan dengan keadaan yang berkembang.

               Gagasan Tan Malaka tentang Republik Indonesia tersebar di banyak buku.
               Ia  tak  punya  kesempatan  untuk  menuliskannya  secara  tuntas.  Gejolak
               revolusi  mengharuskan  revolusioner  seperti  Tan  berada  dalam  kancah
               perjuangan  fisik  ketimbang  di  belakang  meja.  Namun,  lewat  antara  lain
                                                   63
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70