Page 68 - TAN MALAKA- Bapak Republik Yang Di Lupakan
P. 68

Bagaimana  mengontrol  organisasi  agar  tak  menjadi  tirani  kekuasaan?  Di
               sinilah  desain  organisasi  harus  dimainkan.  Ritual  pemilihan  pejabat
               organisasi  tak  boleh  dalam  selang  waktu  yang  terlalu  lama,  agar
               kepercayaan  tak  berubah  menjadi  kekuasaan,  agar  amanah  tidak  berubah
               menjadi serakah. Kongres organisasi, dari tingkat terendah sampai tingkat
               tertinggi,  harus  dilakukan  dalam  jarak  yang  tak  terlalu  lama.  Waktu  dua
               tahun mungkin ideal untuk mengevaluasi kerja para pejabat organisasi. Jika
               kerja  mereka  tak  memuaskan,  kongres  organisasi  akan  menjatuhkan
               mereka.

               Barangkali banyak pembaca yang mengatakan bangunan kenegaraan seperti
               di atas jauh dari demokratis. Hal itu sangat wajar. Sebab, sudah demikian
               lama otak kita dicekoki oleh trias politika ala Montesquieu. Jika bangunan
               organisasi  tanpa badan  legislatif  dianggap  tak  demokratis, boleh  juga  kita
               mengatakan  bahwa  partai  politik,  organisasi  kemasyarakatan,  ASEAN,
               bahkan  Perserikatan  Bangsa-Bangsa  merupakan  lembaga  yang  tak
               demokratis.

               Di  luar  itu, bisa jadi  pula  ada yang  mengatakan  gagasan  Tan  Malaka  naif
               dan tak bisa diikuti. Pendapat itu pun wajar. Seperti pernyataan penulis di
               awal  tulisan  ini,  tak  ada  yang  bisa  dengan  total  mengikuti  Tan  Malaka.
               Selain  terlalu  lurus,  Tan  Malaka  pasti  tak  bisa  lepas  dari  belenggu
               zamannya.  Namun  tak  ada  salahnya  kita  menulis  ulang  semangat  dalam
               gagasan  kenegaraan  Tan  Malaka.  Dalam  Thesis,  Tan  meminta  rakyat
               Indonesia  tak  menghafalkan  hasil  berpikir  seorang  guru.  Yang  penting
               adalah  cara  dan  semangat  berpikirnya.  Ibarat  seorang  guru  matematika,
               Tan tak ingin menuntut muridnya menghafal hasil sebuah perhitungan, tapi
               menguasai cara berpikir untuk bisa memperoleh hasil hitungan yang benar.




















                                                   66
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73